Sabtu, 31 Agustus 2013

pembibitan puyuh australia

PEMBIBITAN PUYUH AUSTRALIA

Agar bibit puyuh dapat lahir dengan sehat dan hidup sampai dewasa serta mampu berproduksi optimal, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut.

1. Pemilihan telur

Ciri-ciri telur yang baik untuk bibit antara lain telur bukan berasal dari perkawinan saudara. Telur diambil dari induk betina yang berumur 4-10 bulan yang dipelihara bersama pejantan dengan perbandingan 2-3:1. Telur ini tidak boleh berumur lebih dari 5 hari karena daya tetasnya akan menurun 3 % per hari.

Telur yang baik untuk ditetaskan adalah yang bentuknya sempurna, tidak terlalu bulat atau panjang, yaitu yang bulat-lonjong/oval dan simetris ukurannya. Ukuran tidak besar dan juga tidak terlalu kecil, serta besar dan beratnya seragam, sekitar 10-11 gram. Kulit telurnya harus mulus tidak terdapat bentik-bintik, bercak-bercaknya berwarna hitam kelabu. Telur yang kulitnya berwarna kuning, cokelat atau putih polos sebaiknya tidak dipilih. Syarat terakhir adalah kulit telurnya dalam keadaan bersih tidak ditempeli kotoran.

2. Mesin Tetas

Puyuh tidak dapat mengerami telurnya sendiri, sehingga untuk penetasan harus digunakan mesin tetas. Prinsip dasar bekerjanya mesin tetas sebetulnya sangat sederhana, biasanya terdiri dari kotak yang bisa menahan panas yang dihasilkan oleh alat pemanas. Di dalamnya harus tersedia alat pelembab udara, bisa berupa piring, waskom, atau talam yang berisi air serta alat pengukur suhu. Ventilasi untuk memasukkan udara segar juga diperlukan. Mesin tetas telur saat sekarang banyak dijual di poultry shop berbagai macam model.

3. Cara Penetasan

Sebelum digunakan, mesin tetas harus dibersihkan dahulu dari kuman penyakit dan kotoran, kemudian dikeringudarakan/diangin-anginkan. Selanjutnya nampan-nampan air dimasukkan ke dalamnya, baru kemudian mesin dinyalakan sampai suhunya 39,5 °C. Sambil menunggu suhu mesin tetas stabil, telur-telur disemprot dengan antiseptik dan dikeringkan. Telur yang telah kering ini diberi tanda pada bagian yang sama, bagian tumpul atau runcingnya dengan spidol yang berwarna kontras. Selanjutnya telur diatur dalam loyang. Posisi telur ini sebaiknya 45 derajat dengan bagian yang tumpul (bagian yang berongga udara) pada bagian atas. Pintu dan lubang pada mesin tetas ditutup dan dibiarkan tetap begitu selama 2-3 hari tanpa diganggu sedikitpun. Pada hari ke 3 – 14 telur dibalik sambil loyangnya diputar 180 derajat Celcius sebanyak dua kali sehari. Pembalikan ini berfungsi meratakan suhu telur dan menghindarkan agar lembaga/benih tidak menempel atau lengket pada salah satu sisi kulit, akibat daya tarik bumi, dan mati. Tidak dilakukannya pembalikan juga mengakibatkan anak-anak puyuh lahir dengan kaki pengkor.

Tanda spidol pada telur bisa digunakan sebagai kontrol dalam pembalikan ini, yaitu sudah dibalik atau belum. Oleh karena itulah tanda tersebut diharuskan pada bagian yang sama. Bila dilakukan secara rutin, pada hari ke 14 bagian telur yang diberi tanda berada pada posisi seperti pertama kali masuk ke dalam mesin tetas. Pemeriksaan telur juga perlu dilakukan selama proses penetasan. Telur yang kosong atau tak berbenih harus dibuang. Proses penetasan biasanya terjadi pada hari ke 17-19. Prosesnya berjalan selama 3 jam, bila ada telur yang tidak menetas setelah 3 jam dapat disingkirkan, kerena kalau ditunggu kualitas bibitnya akan rendah dan mudah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar