cara membedakan puyuh jantan dan betina:
Menurut Budi Rahayu (1984), menentukan jenis kelamin puyuh tidaklah
sulit. Cara yang paling mudah adalah dengan melihat warna bulu. Hal ini
bisa ditentukan setelah anak puyuh berumur 3 minggu, sebab
pada
usia inilah anak-anak puyuh bulunya sudah tumbuh sempurna, terutama
pada Cortunix cortunix japonica (puyuh asal Jepang). Perbedaan jantan
dan betina pada Cortunix cortunix japonica adalah dengan melihat bulu dada. Pada burung puyuh jantan
warna bulu penutup bagian dada adalah merah coklat (sawo matang), tanpa
terdapat garis atau bercak-bercak hitam. Sebaliknya pada burung betina
bulu dadanya merah coklat dan terdapat garis atau bercak-bercak hitam.
Puyuh juga dapat dibedakan jenis kelaminnya setelah berumur lebih dari
1,5 bulan, yakni dengan mengenal suaranya. Puyuh jantan akan berkokok
nyaring seperti ayam hutan, sedang betina tidak. Ciri lainnya adalah
bobot badan. Umumnya puyuh betina memiliki bobot badan yang lebih besar
dibandingkan puyuh jantan. Puyuh betina
dewasa biasanya
memiliki bobot antara 110-160 gram dan puyuh jantan dewasa berbobot
antara 100-140 gram. Begitu pula bentuk pantatnya, puyuh jantan
pantatnya bulat dan besar sedang si betina lebih kecil.
Metode kloaka
Penentuan kelamin anak puyuh dengan melihat warna bulu memang paling
mudah dan praktis. Tetapi susahnya harus menunggu terlebih dulu sampai
puyuh berumur 3 minggu dan tumbuh semua bulunya.
Bagi pengusaha
ternak komersial praktek serupa ini jelas tidak ekonomis dan
mempertipis keuntungan. Hal ini pasti tidak dikehendaki. Itulah sebabnya
mengapa metode kloaka lebih disukai para pengusaha untuk menentukan
jantan-betinanya.
Dengan menggunakan metode kloaka anak puyuh
sudah bisa dipilih dan ditentukan pemeliharaannya lebih lanjut, sehari
setelah keluar dari penetasan.
Saat itu anak puyuh bobotnya
baru mencapai 8 gram dan lubang duburnya baru selebar 3 milimeter.
Penentuan jantan-betina adalah dengan meneliti secara seksama bagian
lubang dubur atau kloakanya. Pemeriksaan tersebut sebenarnya sangat
sederhana dan mudah.
Caranya, dengan memegang anak puyuh
memakai tangan kiri, dengan punggung menghadap si pemeriksa lalu kaki
mengarah keluar serta kepala tunduk kebawah.
Selanjutnya pantat
dan punggung dipegang dengan telunjuk dan ibu jari, kaki diletakkan
antara jari tengah dan jari manis, serta leher diletakkan antara jari
manis dan kelingking.
Dengan demikian posisi anak puyuh dalam
keadaan menungging. Pada posisi seperti inilah penentuan jenis kelamin
bisa kita lakukan.
Pertama, urut dahulu perut anak puyuh ke
arah dubur sampai keluar kotorannya. Kotoran dibersihkan dengan kain
atau kapas, selanjutnya dubur dibuka dan diraba-raba.
Perabaan
atau pemeriksaan dilakukan dengan jari sampai ditemukan tonjolan atau
lipatan pada dinding kloaka. Kalau tidak ada tonjolan, berati itu anak
puyuh betina.
Tapi kalau terasa ada tonjolan, anak puyuh
tersebut berjenis kelamin jantan. Tonjolan kecil tersebut sebenarnya
juga dapat kita saksikan bentuknya menggunakan kaca pembesar dan
penerangan lampu 75 watt. Bentuk tonjolan pada puyuh berkelamin jantan
mirip seperti bentuk jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar